Minggu, 19 Juni 2011

Laporan Tanaman Jagung

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR AGRONOMI

BUDIDAYA PENANAMAN JAGUNG

DISUSUN OLEH :

FATKHONUDIN (D1A009162)

RAHMAN SETIADI (D1A009149)

KARTIKA ANJARIA (D1A009150)

DODDY MARTHA PRATAMA (D1A009143)

RIZKY AYOGA (D1A009146)

YULIANTO (D1A009123)

LIA RAHMI (D1A009124)

LUSIANA (D1A009140)

ABDI ABDALLAH (D1A009154)

HARMOKO SITORUS (D1A009164)

DOSEN PEMBIMBING

IR.RIDWAN,MS

IR.MUHAMMAD RIDWAN,MP

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2010

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.

Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu. [1] Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung budidaya (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 kultivar jagung, baik yang terbentuk secara alami maupun dirakit melalui pemuliaan tanaman.


Deskripsi


Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.

Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).


Keanekaragaman


Jagung dikelompokkan berdasarkan tipe bulir. Kiri atas adalah jagung gigi-kuda, di kiri latar depan adalah podcorn, sisanya adalah jagung tipe mutiara. Jagung yang dibudidayakan memiliki sifat bulir/biji yang bermacam-macam. Di dunia terdapat enam kelompok kultivar jagung yang dikenal hingga sekarang, berdasarkan karakteristik endosperma yang membentuk bulirnya:

  1. Indentata (Dent, "gigi-kuda")
  2. Indurata (Flint, "mutiara")
  3. Saccharata (Sweet, "manis")
  4. Everta (Popcorn, "berondong")
  5. Amylacea (Flour corn, "tepung")
  6. Glutinosa (Sticky corn, "ketan")
  7. Tunicata (Podcorn, merupakan kultivar yang paling primitif dan anggota subspesies yang berbeda dari jagung budidaya lainnya)

Dipandang dari bagaimana suatu kultivar ("varietas") jagung dibuat dikenal berbagai tipe kultivar:

  1. galur murni, merupakan hasil seleksi terbaik dari galur-galur terpilih
  2. komposit, dibuat dari campuran beberapa populasi jagung unggul yang diseleksi untuk keseragaman dan sifat-sifat unggul
  3. sintetik, dibuat dari gabungan beberapa galur jagung yang memiliki keunggulan umum (daya gabung umum) dan seragam
  4. hibrida, merupakan keturunan langsung (F1) dari persilangan dua, tiga, atau empat galur yang diketahui menghasilkan efek heterosis.

Warna bulir jagung ditentukan oleh warna endosperma dan lapisan terluarnya (aleuron), mulai dari putih, kuning, jingga, merah cerah, merah darah, ungu, hingga ungu kehitaman. Satu tongkol jagung dapat memiliki bermacam-macam bulir dengan warna berbeda-beda, karena setiap bulir terbentuk dari penyerbukan oleh serbuk sari yang berbeda-beda.

Kandungan gizi

Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.[2].

Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:[3]

  • Kalori : 355 Kalori
  • Protein : 9,2 gr
  • Lemak : 3,9 gr
  • Karbohidrat : 73,7 gr
  • Kalsium : 10 mg
  • Fosfor : 256 mg
  • Ferrum : 2,4 mg
  • Vitamin A : 510 SI
  • Vitamin B1 : 0,38 mg
  • Air : 12 gr

Dan bagian yang dapat dimakan 90 %.

Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari.

Pemanfaatan

Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan.

Produksi jagung dan perdagangan dunia

Provinsi penghasil jagung di Indonesia : Jawa Timur : 5 jt ton; Jawa Tengah : 3,3 jt ton; Lampung : 2 jt ton; Sulawesi Selatan: 1,3 jt ton; Sumatera Utara : 1,2 jt ton; Jawa Barat : 700 – 800 rb ton, sisa lainnya (NTT, NTB, Jambi dan Gorontalo) dengan rata-rata produksi jagung nasional 16 jt ton per tahun.[5]Produsen jagung terbesar saat ini adalah Amerika Serikat (38,85% dari total produksi dunia), diikuti China 20,97%; Brazil 6,45%; Mexico 3,16%; India 2,34%; Afrika Selatan 1,61%; Ukraina 1,44% dan Canada 1,34%. Sedangkan untuk negara-negara Uni Eropa sebanyak 7,92% dan negara-negara lainnya 14,34%. Total produksi jagung pada tahun 2008/2009 adalah sebesar 791,3 juta MT.

1.2 TUJUAN PENELITIAN

1 Untuk melatih mahasiswa bertanam dan budidaya tanaman jagung

2 Mengetahui pertumbuhan tanaman jagung dari pembibitan hingga tumbuhnya malay

1.3 HIPOTESIS

- Jumlah benih perlobang tanam akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil jagung.




BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KLASIFIKASI JAGUNG

Kerajaan : Plantae

(tidak termasuk) Monocots

(tidak termasuk) Commelinids

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Z. mays

Varietas : Golden Boy

2.2. MORFOLOGI JAGUNG

1. Tinggi Jagung

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.

2. Struktur Akar

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.

3. Struktur Batang

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.

4. Struktur Daun

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.

5. Struktur Bunga

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).

2.3. SYARAT TUMBUH JAGUNG


Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran rendah baik di tegalan, sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebagian terdapat juga di daerah pegunungan pada ketinggian 1000- 1800 m di atas permukaan laut. a. Tanah Tanah yang dikehendaki adalah gembur dan subur, karena tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik. Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tanah-tanah berat masih dapat ditanami jagung dengan pengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya, sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan baik. Air tanah yang berlebihan dibuang melalui saluran drainenase yang dibuat dinatar barisan jagung. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untiik jagung adalah sekittir 5,5 - 7,0. Tanah dengan kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, derigan maksud untuk mencegah keganasan erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar, b. Iklim Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon-Pohonan atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 - 27 C.


2.4. HAMA PENYAKIT


Hama dan penyakit penting pada tanaman jagung adalah: Hama. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein) Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai tumbuh. Penyemprotan untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan setelah biji tumbuh dan tersembul di atas tanah. Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari sekali. Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon), Surecide dan lain-lain, dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini berlangsung sampai tanaman berumur tanaman ± 3 minggu. Ulat Agrotis (agrotis Sp ) , Hama ini menyerang pada waktu tanaman masih kecil. Dapat diberantas dengan cara mencari dan membunuh ulatnya, yang biasanya terdapat di dalam tanah atau sebelum ditanami, tanah diberi insektisida terlebih dahulu. Ulat daun (Prodenia litura F). Menyerang pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan. Pemberantasan agar dilakukan secepatnya dengan insektisida seperti terdapat pada serangan lalat bibit. Penggerek daun (Sesamia inferens WLK). Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan segera setelah terlihat adanya telur-telur yang biasanya terletak di bawah daun pada saat menjelang berbunga. Ulat tanah (Leucania unipuncta, HAW) Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya pada malam hari, sampai mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan setelah gejala pertama terlihat dan jangan sampai terlambat. Ulat tongkol (Heliothis armigera), Merupakan, ulat perusak tongkol yang penting. Penyemprotan harus segera dilakukan bilamana terlihat telur-telur yang biasanya diletakkan pada rambut (silk) dan bakal buah atau tongkol: Secara umum, penyemprotan sebaiknya dilakukan bilaman diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah pagi hari antara jam 06.00 - 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00 Penyakit: Penyakit terpenting pada jagung adalah penyakit bulai, atau downy mildew (Sclerospora maydis Palm). Tanaman yang terserang- daun-daunnya herwarna kuning keputih-putihan bergaris-garis klorotis sejajar dengan arah urat daun. Pada bagian bawah daun terdapat Konidia berwarna putih seperti butiran-butiran tepung: Menyerang tanaman.muda sampai umur ± 45 hari. Serangan pada tanaman semasa kecil sering mengakibatkan kematian: Serangan pada tanaman yang lebih besar mengakibatkan pertumbuhan tongkol yang tidak sempurna. Pemberantasan , dengan fungisida atau bahan kimia lain yang efektif sampai saat ini belum diketemukan. Usaha pemberantasannya yang dilakukan adalah dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang dan menanam kembali dengan varitas yang tahan. Dewasa ini terdapat beberapa. varitas yang tahan seperti DMR.S, DMR:3, dan beberapa varitas-hasil persilangan yang masih dalam pengujian (Harapan, DMR dan sebagainya). 2. Penyakit-penyakit penting yang terdapat pada jagung di antaranya adalah becak daun (Helminthosporium sp) dan karat daun (Puccinia sorghi Sehw).

2.5. TEKNIK BUDIDAYA


Pedoman Budidaya

Benih Benih diambil hanya dari tanaman dan tongkol yang baik dan sehat saja. Pilihlah tongkol-tongkol yang besar, barisan biji lurus dan penuh, tertutup rapat - oleh kelobotnya, dan cukup tua. Dari tongkol.-tongkol terpilih, pisahkanlah biji-biji kecil yang terdapat pada bagian pangkal dan ujung dari tongkol. Hanya biji yang rata besarnya dan sehat saja diambil sebagai benih. Bila jumlah tongkol terpilih sangat terbatas, dapat juga digunakan semua biji yang terdapat pada tongkol tersebut. Benih harus cukup sehat dan kering, bertenaga tumbuh lebih dari 90%, murni dan bebas dari kotoran. Pada dewasa ini terdapat benih-benih varitas unggul yang cocok untuk dataran rendah dengan umur dipanen (110 hari), seperti, Harapan, Metro, Bogor Composite-2 dan yang berumur ,genjah adalah: Penjalinan, Genjah, Kretek, Genjah Kertas, Bogor Comopsit-10, dll dan untuk.dataran tinggi adalah: Bastar Kuning, Bima, Pandu Kimia Putih" Rocol dan lain-lain., Waktu tanam. Waktu tanam yang baik adalah sebagai berikut: a. Ditegalan, jagung ditanam pada musim labuhan/ permulaan musim hujan yaitu. pada bulan September/Nopember. Pengerjaan tanah hendaknya dilakukan jauh sebelumnya, sehingga tanah dalam keadaan siap tanam. Pada waktu hujan sudah mulai turun. Kelambatan penanaman jagung labuhan sampai dengan bulan Desember mengakibatkan tanaman menderita serangan penyakit bulai (Downy mildew) yang berat dan dapat mengakibatkan kegagalan total. Penanaman jagung ditegalan dapat pula dilakukan, pada musim. marengan/saat musim hujan hampir berakhir, pada bulan Februari - April. b. Ditanah sawah biasanya jagung ditanam dalam tiga musirn yaitu pada musim labuhan, sebelum padi musim penghujan ditanam, pada musim marengan setelah padi musim penghujan dipanen dan juga pada musim kemarau. Untuk peneneman musim labuhan sebaiknya digunakan varitas Genjah atau varitas unggul agak dalam yang dipungut muda, sehingga tersedia cukup waktu untuk persiapan penanaman padi sawah. Cara bertanam dan pemeliharaan tanaman. a. Pengolahan tanah: Pada waktu pengolahan, keadaan tanah hendaknya tidak terlampau basah tetapi harus cukup lembab sehingga mudah dikerjakan, dan tidak lengket, sampai tanah menjadi cukup gembur. Pada tanah-tanah berpasir atau tanah ringan tidak banyak diperlukan pengerjaan tanah. Pada tanah-tanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuat saluran penuntas air. Pembuatan saluran dan pembumbunan yang tepat dapat menghindarkan terjadinya genangan air yang sangat merugikan bagi pertumbuhan tanaman jagung. Pengolahan tanah untuk jagung labuhan harus tepat dan cepat dapat dilakukan karena hujan kadangkala datang lebih awal. Bilamana tidak sempat untuk mengerjakan tanah secara keseluruhan karena waktu tanam mendesak, maka pengerjaan tanah dapat dilakukan hanya pada barisan yang akan ditanami saja sedalam 15 - 20 cm sampai tanah menjadi cukup gembur. Berdasarkan hasil penelitian pada tanah: latosol dan aridosol cara ini memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan pengerjaan tanah yang biasa. b. Jarak tanam Varitas yang berbeda umurnya mempunyai optimum populasi yang berbeda. Bagi varitas yang berumur dalam (± 110 hari) seperti Harapan Bogor, Composite populasi optimum adalah ± 50.000 tanaman/ha, ditanam dengan jarak 100 x 40 cm. dengan 2 tanaman per lubang atau 75 x 25 cm dengan 1(satu) tanaman per lubang. Varitas yang berumur tengahan (80 - 90 hari) seperti Panjalinan dan Genjah Kretek, optimum populasi adalah t 70.000. tanaman/ha, ditanam dengan jarak tanam 75 x 20 cm dengan 1 (satu) tanaman per lubang. Bagi vartias yang berumur genjah (70 - 80 hari) seperti Genjah Madura, populasi dapat ditingkatkan sampai 100.000 tanaman/ha, bahkan pada tanah yang subur dapat mencapai 200.000 tanaman/ha, dengan jarak tanam 50 x 20 cm atau 50 x 10 cm dengan 1 (satu) tanaman per lubang;. Benih ditanam 2 -3 biji per lubang, kemudian diperjarang pada umur 2 - 3 minggu setelah tanam, di mana ditinggalkan tanaman yang tegap dan sehat saja sehingga mencapai populasi yang diinginkan sesuai dengan jarak tanam yang digunakan. Dalamnya penanaman adalah 3 cm.

Pemeliharaan

Pemupukan. Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kwantitatif maupun kwalitatif. Pemberian pupuk Nitrogen merupakan, kunci utama dalam usaha meningkatkan produksi. Pemberian pupuk phosphat dan kalium bersama-sama dengan nitrogen memberikari hasil yang lebih baik. Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen, akan nampak kerdil, warna daun hijau muda kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna: Gejala kekurangan unsur, phosphat. jelas terlihat terutama pada waktu tanaman masih muda di mana daun-daunnya berwarna ungu dan akan berubah hijau kembali seperti biasa bilamana kemudian tanaman-mendapatkan cukup, phosphat. Tanaman yang kekurangan kalium memberikan gambaran seolah-olah layu, bagian tepi dari daun mula-mula menjadi kuning (chlorosis), kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan dan bagian daun yang sudah mati akan gugur. Dosis pupuk yang diperlukan berbeda-beda: tergantung dari pada tingkat kesuburan dan jenis tanah. Untuk sementara secara umum dapat dianjurkan, pemakaian pupuk sebanyak 90-120 kg.N, 30 - 45 kg. P2O5 dan 0-25 kg K2O per Ha. Pada tanah-tanah yang cukup mengandung akan kalium, pemupukan dengan unsur ini dapat ditiadakan. Pupuk diberikan secara ditugal sedalam 10 cm, pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm, Pada jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di kiri kanan barisan tanaman: Pupuk N sebaiknya diberikan dua kali yaitu:1/3 bagian pada waktu tanam bersama-sama dengan seluruh pupuk P dan K, kemudian 2/3 bagian pupuk N diberikan pada waktu tanaman berumur 1 bulan, di dalam lubang atau larikan sedalam 10 cm pada jarak 15 cm dari barisan tanaman. Penyiangan dan Pembumbunan: Untuk memperoleh hasil yang tinggi, pertanaman harus bersih dari segala macam tumbuhan/rumput pengganggu. Salah satu herbisida yang baik untuk memberantas tumbuhan pengganggu, pada jggung, adalah Gramoxone, yang disemprotkan pada waktu tanaman berumur 3 dan 5 minggu,masing-masing sebanyak 11/2 liter yang dilarutkan dalam 400 - 500 liter air/ ha. Penyiangan dengan tangan (hand weeding) yang pertama dilakukan pada umur 15 hari dan harus, dijaga agar, jangan sampai mengganggu/merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembumbunan pada waktu pemupukan kedua: Pembumbunan ini berguna untuk memperkokoh batang dalam menghadapi angin besar, juga dimaksudkan untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan bilama diperlukan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT

Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan fakultas pertanian universitas jambi desa mendalo darat, kabupaten muaro jambi, dengan ketingian tempat sekitar 10 m dpl suhu rata-rata 230 – 310C, penelitian ini dilaksakan selama kurang lebih 3 bulan sampai masa panen, mulai dari tanggal 27 Oktober 2010 sampai dengan tanggal 29 Desember 2010.

3.2 BAHAN DAN ALAT

Dalam praktikum dasar-dasar agronomi penanaman jagung ini kami juga menggunakan alat dan bahan yaitu :

Bahan yang di gunakan :

· 1. Air

· 2. Pupuk urea

· 3. Pupuk SP36

· 4. Pupuk kandang

· 5. Pupuk SP36

· 6. Pupuk KCl

· 7. DECIS 2.5 EC

· 8. Bibit jagung hibrida

· 9. Pupuk N

Alat yang digunakan :

· 1. Cangkul

· 2. Parang

· 3. Gembor

· 4. Handspray

· 5. Timbangan Analitik

· 6. Meteran

· 7. Tali Raffia

· 8. Ajir (dari bambu)

· 9. Garu

· 10. Jaring-jaring (Pagar)

· 11. Tugal

3.3 METODE PENELITIAN

1. Kami membersihan lahan dari tanaman liar dengan menggunakan parang atau sabit.

2. Setelah itu kami membajak tanah dengan menggunakan cangkul,kami membuat petakan-petakan yang berukuran 2m x 3m per plot dengan ketinggian 30 cm dengan menggunakan meteran.

3. Kami memberikan pupuk kandang di campur dengan serat kayu sebanyak 30 kg per petakan.

4. Setelah itu kami membuat pagar yang terbuat dari kayu dan karung yang bertujuan untuk menghindari dari serangan hama pada saat panen.

5. Benih jagung kami tanam dengan jarak tanam 40 cm x 60cm per lobang tanam dengan menggunakan tugal.dimana petakan pertama, kami isi benih jagung 1 tanaman saja sedangkan petakan kedua kami isi benih jagung 2 tanaman saja.

6. Kedalaman benih jagung kira2 5cm dari permukaan tanah. Setelah itu kami membuat pembatas lahan untuk tiap kelompok dengan membuat parit2 di pinggiran petakan dengan menggunakan tali raffia.

7. Setelah benih di tanam kami menyiram tanaman jagung sehari 2x yyaitu pada pagi hari dan sore hari agar tanaman jagung tidak kekurangan air akibat dari penguapan dan fotosintesis.

8. Pada saat tanaman jagung berumur 2 minggu kami memberikan pupuk anorganin yaitu pupuk urea, pupuk SP36, pupuk KCl.

9. Setelah itu kami membuat ajir yang terbuat dari bamboo untuk memudahkan kam mengukur tinggi tanaman.ajir kami tancapkan di pinggir tanaman jagung dengan ketinggian 5cm di atas permukaan tanah.tinggi tanaman kami ukur mulai dari tanaman jagung tumbuh,pengukuran kami lakukan setiap minggu.

10. Kami mengambil tanaman sampelnya saja yang di sebut petak panen,dalam hal ini kita bias liat di lampiran 1.

11. Kami amati terus pertumbuhan jagung, sambil terus membersihkan gulma.

12. Ketika umur 4 minggu, amati jagung, untuk jagung yang terkena hama dan penyakit, kami memberikan decis yang kami larutkan dengan air.

13. ketika memasuki masa panen, lihat jika rambut jagung sudah coklat dan mongering, berarti jagung telah masak dan siap buat di panen.

3.4 PELAKSAAN PENELITIAN

3.4.1 Persiapan Areal Tanam

Lahan tempat pelaksanaan penelitian dibersihkan dari gulma dan kotoran, kemudian dicangkul dengan kedalaman kurang lebih 15-30 cm yang dilakukan 2 kali pengemburan. Kemudian lahan tersebut diratakan lalu dibuat petakan percobaan yang berukuran 3 X 4 cm, tinggi 30 cm, sebanyak 18 petakan dengan jarak antar kelompok 100 cm dan jarak antar perlakuan 50 cm.

3.4.2 Pemberian N-urea

Pemberian N-urea dilakukan serempak pada saat tanam dan pada saat umur 30 hari, dengan cara pemberian pada larikan antar baris tanaman.

3.4.3 Penanaman

Benih jagung ditanam dengan cara ditugal dengan kedalaman 3 cm, tiap lubang tugalan ditanam 2 butir benih dengan jarak tanam 60 X 40 cm.

3.4.4 Pemupukan

Pemupukan dilakukan pada saat tanam dengan dosis masing masing untuk urea 150 kg per ha-1 SP 36 100 kg per ha-1, dan KCL 50 kg per ha-1. Khusus pupuk urea diberikan secara bertahap yaitu setengah dosis diberikan pada saat tanam dan sisanya diberikan pada saat umur tanaman 30 hari setelah tanam. Pemberian pupuk dengan cara ditugal pada bagian tengan larikan tanaman dengan jarak 30 cm dengan kedalaman 5 cm.

3.4.5 Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan me;iputi kegiatan penyiraman, penjarangan, penyiangan, pembumbunan dan pengendalian hama penyakit. Penyiraman dilakukan sekali per hari tetapi bila hujan dan tanah cukup basah maka penyiraman tidak perlu dilakukan. Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah tanam yaitu dengan meningalkan satu tanaman yang tumbuh dengan baik.

Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 mingu setelah tanam dan pertumbuhan berikutnya (kedua) dilakukan pada waktu tanaman berumur 5 minggu setelah tanam. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dilakukan dengan mengunakan decis 2,5 EC.

3.4.6 Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah tanaman memenuhi criteria panen yaitu kelobot tongkol sudah berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan. Bila kelobot tongkol dikupas akan tampak biji jagung berwarna kuning, bijinya sudah cukup keras dan mengkilap.


3.5 VARIABEL


3.5.1 Tiggi Tanaman

Pengukuran tiggi tanaman dimulai dari permukaan tanah (ditandai dengan ajir) sampai titk tertinggi dengan mengunakan meteran. Pengukuran dilakukan semingu sekali mulai dari umur 2 mingu sampai 6 minggu.

3.5.2 Berat Kering Pupus Tanaman

Berat kering pupus tanaman diamati pada akhir penelitian yaitu pada akhir penelitian yaitu dengan cara mengambil tanaman sampel yaitu bagian batang dan daun kemudian diovenkan selama 2x24 jam dengan suhu 800 C sampai beratnya konstan. Kemudian untuk lebih memastikan berat konstan nya perlu dilakukan pengovenan lagi selama 2 jam.

3.5.3 Berat Tongkol Segar Pertanaman

Berat tongkol diukur setelah tongkol dipanen, dengan cara menimbang tongkol dan kelobotnya dengan mengunakan timbangan.

3.5.4 Panjang Tongkol

Panjang tongkol diukur mulai dari pangkal tongkol sampai ujung tongkol dengan mengunakan meteran.

2.5.5 Diameter Tongkol

Diameter tongkol diukur pada bagian tengah tongkol dengan mengunakan jangka sorong.

3.5.6 Hasil Pipilan Kering Per Petak Ubinan

Pengukuran hasil pipilan kering dilakukan dengan cara menimbang biji yang telah dipisahkan dari tongkolnya yang telah dikeringkan, kemudian hasil pipilan dijemur hingga mencapai kadar air 14%.

5.2 PEMBAHASAN

1. Luas petakan adalah (2m x 3m) pada penanaman jagung di pilih jarak tanam (40cm x 60cm) sehingga per petakan dapat diisi 25 lobang tanaman jagung. jarak tanam ini dipilih karena jarak tanam dapat mempengaruhi populasi tanaman, efisiensi penggunaan cahaya, perkembangan hama penyakit, juga mempengaruhi kompetesi antara tanaman di sebelahnya dalam menyerap air dan unsur hara.

2. Tiap kelompok di berikan 2 petakan dimana petakan pertama diisi 25 tanaman jagung dimana tiap lobang di isi 1 tanaman jagung dan petakan ke-2 diisi 50 tanaman jagung dimana tiap lobang di isi 2 tanaman jagung.

3. Pada penanaman jagung ini kami hanya meneliti perkembangan petak panennya saja,karena petak panen merupakan sampel yang memiliki daya saing yang seimbang dalam perebutan unsur hara,air dan penyerapan cahaya.juga menghindari dari gangguan hama dan binatang.petakan panen tanaman jagung ini terdapat 9 lobang tanam yang berada di tengah petakan.

4. Tinggi tanaman

Dari data yang didapat bahwa tinggi batang antara petak I dan petak II dimana petak I berisi 1 benih jagung perlubang tanam dan petak II berisi 2 benih jagung perlubang tanam mangalami perbedaan. Tinggi batang tanaman jagung pada petakan I lebih tinggi daripada tanaman jagung pada petak II. Hal ini dikarenakan tanaman jagung pada petakan II yang berisi 2 benih jagung perlubang tanaman mengalami persaingan dalam memenuhi kebutuhan cahaya matahari, air, maupun unsur hara. Namun, ada juga tanaman yng tumbuh kerdil, hal ini dikarenakan penyebaran pupuk yang tidak merata.

5. Lebar daun ke-6

Lebar daun ke-6 merupakan indicator pertumbuhan yang lebih baik. Pada pengamatan diketahui bahwa lebar daun ke-6 tanaman jagung pada petakan I lebih besar daripada petakan II. Hal ini juga dikarenakan terjadinya persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Pada petakan II yang berisi 2 benih perlubang tanaman, pemberian pupuk KCL tidak dapat diserap dengan baik oleh tanaman jagung karena terjadi persaingan tanaman dalam satu lubang. Tanaman cenderung mengambil K dalam jumlah yang lebih banyak dari jumlah yang dibutuhkan tetapi tidak menambah produksi. K bukan merupakan unsure penyusun jaringan tanaman. Factor lain yang menyebabkan lebar daun ke-6 relatif lebih kecil yaitu bahan organic yang terdapat dalam tanah, dan struktur tanah. Jika daun ke-6 mulai menguning atau bahkan mati, ini menunjukkan dimulainya pertumbuhan malay.

6. Keluarnya Malay

Dimulainya fase generatif pada pertumbuhan tanaman jagung ditunjukkan dengan mulai timbulnya malay. Jika pertumbuhan malay sebanyak 75% atau lebih dari seluruh sample maka itu disebut hati dimulainya pertumbuhan malay.

Kendala di lapangan

Hasil panen jagung tidak dapat kami bahas karena hasil atau produksi jagung kami telah di makan hama yaitu monyet di sekitar kebun percobaan universitas jambi mendalo darat.pada kelompok kami hasil jagung kami telah di makan monyet oleh sebab itu kami tidak dapat menimbang berat jagung per petakan,mengukur panjang tongkol,menghitung jumlah tongkol per tanaman n per petakan.hal ini terkendala karena kami kurang siap akan datangnya hama tersebut n cara mengantisipasinya. Oleh karena itu hasil praktikum kami hanya dapat kami bahas tentang tinggi tanaman, lebar daun ke-6 dan tumbuhnya malay.sampel yang telah di makan hama kami namakan sampel hilang.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil yang telah kami teliti dalam praktikum dasar-dasar agronomi dapat kami tarik kesimpulan yaitu :

· Dalam proses penanaman jagung perlu diperhatikan beberapa faktor, agar tanamannya dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang maksimal. Faktor-faktor yang diperhatikan adalah :

    • Jarak tanam
    • Perbandingan antara luas lahan dan pemberian pupuk NPK
    • Pengendalian hama dan penyakit

· Persaingan tanaman jagung sangat terlihat pada petakan ke dua dimana tiap 1 lobang terdapat 2 tanaman jagung sehingga terjadi persaingan perebutan unsur hara yang dapat di lihat dari pertumbuhan tanaman jagung.

5.2 SARAN

Hanya inilah hasil penelitian dari kami mengenai budidaya jagung, semoga hasil penelitian kami ini dapat bermanfaat bagi para petani sebagai landasan dasar pengetahuan budidaya jagung bagi petani.

DAFTAR PUSTAKA

1. Marlina V, enni.2004.pengaruh pemberian dosis kompos azzola terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.proposal skripsi progam studi agronomi jurusan budi daya pertanian fakultas pertanian universitas jambi:jambi

  1. ^http://news.nationalgeographic.com/news/2006/03/0302_060302_peru_corn.html]
  2. ^ James, M. G.. "Characterization of the Maize Gene sugary1, a Determinant of Starch Composition in Kernels". The Plant Cell 7 (4): 417-429.
  3. ^ Sumber Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
  4. ^http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/01/tgl/09/time/091302/idnews/876754/idkanal/317
  5. ^ http://www.kontan.co.id/index.php/bisnis/news/37303/Produksi-Jagung-Nasional-Terganjal-Cuaca
  6. ^ http://www.grains.org/corn